Langsung ke konten utama

wang sinawang

Semakin kemari semakin dikasih kesempatan besar untuk ketemu orang-orang yang nggak cuma dari lingkaran kita. Hal yang kayak gini ini yang sebenernya perlu kita sadari kalau kita hidup nggak sendirian dan saling bergantung. Nggak akan ada dokter kalau nggak ada yang sakit. Nggak akan ada polisi kalau nggak ada tindak kriminal. Nggak akan ada pemimpin kalau nggak ada rakyatnya. Nggak akan ada penikmat seni kalau nggak ada pekerja seni di dunia ini.


seorang teman yang kemarin memperbantukan untuk edit video company profile, bilang, "...aku yang makasih, lho. Jadi tau gimana orang-orang diluar profesiku. Terutama jadi tau gimana orang-orang medis berproses." lanjutnya dengan senyum.

So honour to be.

seperti pepatah orang jawa bilang, wang sinawang. Saling melihat ke keadaan orang lain diluar lingkaran kita. Mengandaikan kita menjadi dia. Saling melihat lebih kurangnya untuk bahan evaluasi. Terlebih soal mengais rejeki.

setelah itu, apakah masih perlu membercandai rejeki dan proses orang lain?
aku kira semuanya sama di mata Allah. Hanya nilai berjuangnya saja yang punya porsinya masing-masing.

semacam self reminder, aku sering berniat banget ngeluh capek. Beban dan apresiasi nggak sebanding. Tapi...  lha terus kenapa? Lagian kalau kamu bilang capek, yang lebih capek akan tetap ada dan lebih banyak.

yang penting capekmu masuk akal.

bukan karena kesalahan sistem.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Mahasiswa Sehat dari Masyarakat

Mahasiswa bukan hanya kata ‘maha’ di depan kata ‘siswa’. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat biasa, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Karena kedudukannya, mahasiswa sendiri menjadi memiliki banyak peran dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terlepas dari bidang mereka masing-masing.

Times.

"Time is money" - entah siapa yang memulai menulis ini. Sebagaimana kita menghargai waktu, hanya sebanding dengan bagaimana kita menghargai hidup ketika kita sedang kere alias ngga punya duit sama sekali. Kutipan diatas tadi jelas kita hapal diluar kepala. Saking di luar kepalanya sampai hilang mengentah kemana perginya. Karena ada saja ditiap sepersekian detik suatu hari melaju sesuai iramanya, manusia-manusia di bumi ini mengeluh akan waktu yang kurang lantas memenjarakan prasangka baik akan rejeki yang dicukupkan.

Mas Bowo - Teman pesantren menulis yang keren bersama Perpusdes Merden

Namanya Arif Wibowo. Teman pesantren menulisku di merden kali ini lelaki jeblosan perangkat desa Merden. Lelaki yang biasa dipanggil Mas Bowo ini merupakan salah satu pengelola perpustakaan desa Merden. Perpustakaan ini tidak seperti perpustakaan desa, karena saking kerennya, seperti perpustakaan kampus kalau menurut saya.