ternyata, sudah sampailah aku pada situasi di tahap ini. setiap hari atmosfernya kantor, kendaraan selalu dipegang, jarak yang tidak sebentar, hujan-hujanan, ketemu banyak orang, pembahasan penyelesaian masalah meluas, bapak ibu semakin menua, ditanya perihal 'kapan' jadi muntahan tiap saat, ribut isu perubahan status pegawai, managerial keuangan sendiri, toleransi tubuh hati dan pikiran sebagai yang sama-sama lelah tapi nggak bisa leyeh-leyeh terus, sudah merasa lingkaran semakin mengerucut (and I'm proud, sekarang tau mana yang murni mana yang B aja, kan? :)), dan hal lain yang muncul. Hey, hampir seperempat abad kamu berkecimpung untuk ngerusuhin bumi ini. Apa yang perlu diresahkan? Tuntutan lingkungan untuk seusiamu? Merasa sepi karena tidak banyak waktu main-main lagi? Atau benci dengan galau yang faedah dan nirfaedah sering menghantui? Mana dewasamu? Suatu hari, hal ini aku ceritakan ke kakak. Doi bilang, "quarter life crisis, itu namanya" Aku pernah d