Langsung ke konten utama

some missed text

Hai, Purwokerto. Bulan perdana sudah aku lewati. Mengesankan. Terimakasih ya! :)
September bermula dari ospek yang jadi awal bikin semuanya berubah. Teman senasib sepenanggungan yang alhamdulillah bisa jadi sejalan sepikiran sampai sekarang. A friend in need is a friend indeed!
Kuliah dan tugas yang terus kejar-kejaran, serasa mereka ingin selalu mendapat perhatian terdepan untukku tulis di task list yang aku tempel di tembok kamar kos. Sampai satu persatu aku coret deretan daftar bertinta merah itu dengan tinta hitam. Walau sampai kapanpun sepertinya tidak akan aku tamatkan untuk mencoret semua tanpa menambahnya lagi ditiap harinya. Ah, mahasiswa =))


Sejak itupun jam malamku untuk tidak dulu terlelap jadi semakin panjang. Bahkan kalau semua dirasa sudah beres dan waktu belum ditengah malam, dengan gamanganya aku bisa berkata itu belum waktunya tidur. Sombong, yah? Hahaha. Keberbiasaan yang ada kadang membuat kita tidak sadar keadaan memang yah. Tapi aku merasa cukup merasa, yah, inilah hidup baruku di lingkungan baruku. Bukan begadangnya, tapi serangkaian hal yang aku lakukan entah kenapa bisa terlampaui semua. Dan semuanya mungkin ngga akan seperti itu jadinya kalau aku sendiri. Bukan, bukan seseorang. Tapi ya itu, teman-temanku :)
Hmm, tadi menyebutkan seseorang, yah? Hihi. Siapa yang butuh seseorang lagi sih kalau berlima orang itu lebih bisa buat kita jadi diri sendiri dan ketawa lepas? Iya, seperti kami berlima yang sejak ospek sampai sekarang seperti lima sejoli yang sama-sama butuh kasih sayang dan perhatian *halahh* eh bukan ralat, kami berlima yang sepertinya memang dijadikan sejalan sepikiran buat bareng-bareng saling bantu ini-itu. Bareng mereka tuh kayak nemu 'kami berlima'ku yang sekarang uda kepisah semua. Dan mereka selain menampung keluhan tentang kuliah-tugas dan tetek bengeknya, pun soal bisnis keperempuanan. Yah, you know lah.. Kalau cewek-cewek udah ngumpul itu gimana isinya. Dan disini, dari yang hatiku entah sedang apa, aku merasa mereka tetap bisa jadi tempat sampah untuk saat ini. Saat ini yang juga 'entah'. Mereka juga entah. Setiap bareng empat orang ini dijamin stress. Kalau pas ketemu pas lagi stress, dijamin nambah stress. Tapi yang pasti bisa ketawa. What a friends.
Banjarnegara akan tetap jadi tujuan pulang ternyaman sampai kapanpun. Disini, mungkin hawa dan atmosfer semuanya tidak terlalu berbeda. Tapi aku ingin lebih baiknya.
Hey kamu, apa kabar? Mimpiku masih belum jadi pesawat. Aku minta buat tetep rusuh ya, rusuh buatku beranjak lari.
Selamat Oktober. Semoga jadi wonderful 2nd month.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Mahasiswa Sehat dari Masyarakat

Mahasiswa bukan hanya kata ‘maha’ di depan kata ‘siswa’. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat biasa, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Karena kedudukannya, mahasiswa sendiri menjadi memiliki banyak peran dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terlepas dari bidang mereka masing-masing.

Navigasi

Senin yang ceritanya long weekend kemarin, aku dan bapake bertandang ke suatu tempat untuk tujuan tertentu. Ceritanya dapet kontak orang yang mau dituju di instagram nih. Yaudah aku hubungi lah dia. Setelah menceritakan maksud dan tujuan aku ingin berkunjung, si mbak yang menerima respon kontak memberikan infomasi arah ke alamat tujuan. Ceritanya di bio instagram dia udah ada info lokasi. Tapi cuma nama kecamatannya doang. Kutanya, sebelah mananya ya mba? Beliau bilang, "kalau dari arah kota perempatan pasar belok kiri, mba. nanti ketemu pertigaan, belok kiri lagi. Lurus aja terus nanti mentok nah itu rumahnya pas mentok jalan. Namanya mas ini" Oke, kita ikuti..

Ngeluh sama kerjaan?

Saat itu di suatu pagi dimana aku dapet panggilan wawancara di salah satu kantor cabang BUMN di kota perantauan waktu kuliah, banyak hal yang aku yakini itu skenario epic dari Allah terjadi. Jadwal wawancara jam 10 pagi. Karena waktu tempuh yang lumayan, aku berangkat dari rumah jam 7.30. Jelas sesampai di kota tujuan waktu untuk tiba di kantor masih longgar sekali. Setelah menyelesaikan urusan kekurangan pritilan berkas yang harus dibawa, aku mampir ke satu masjid favorit jaman kuliah. Masih jam 9 kurang sekian menit ketika setelah mengambil air wudhu aku masuk ke pintu jamaah putri. Ada sekitar 3 orang perempuan di dalam. Salah satunya ada di dekat tempatku sholat, sedang melantunkan ayat suci. Ketika selesai ritual dhuha, aku mundur menyenderkan bahu ke tembok belakang. Sambil membenarkan posisi kerudung, mbak-mbak yang baru saja selesai ngaji itu menyapaku, "Kerja dimana mba?".