Langsung ke konten utama

Penegur

Sebagian besar dari kita akan selalu baru menyadari suatu hal itu baik ketika di akhir masa. Seperti halnya diingatkan untuk hati-hati ketika jalan, awalnya kita anggap basa-basi. Tapi ketika kita meremehkan itu, datanglah imbasnya. Bisa jatuh atau tersandung. Padahal sudah diingatkan secara baik-baik untuk hati-hati.

Seperti halnya diingatkan untuk mengerjakan suatu tugas tepat pada waktunya. Sering dari kita menganggap remeh dengan bergumam, "ah nanti saja". Padahal, sudah diingatkan untuk tidak menunda. Baru sadar tidak baiknya ketika di akhir waktu habis, semua serba sulit. Tugas menumpuk, istirahat kurang, terlebih tidak ada yang menemani. Yha.

Dan jika sekarang kau berada di sisi seseorang yang hobi menegur kebaikan, semenyebalkan apapun cara dia menyampaikan teguran itu, dengarkan. Karena pada dasarnya, memang orang lain yang berperan 'melihat' kita. Diri kita sendiri montirnya. Montir tidak akan bisa berjalan tanpa tau arah dan, terkadang, perlu navigator.

Maka bersyukurlah bagi yang masih memiliki semangat beribadah di awal waktu, bekerja di awal waktu, pun yang semoga bisa menjemput haknya di awal waktu. Dengan dampingan penegur yang selalu ada dan setia, dan kedekatan menuju-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Mahasiswa Sehat dari Masyarakat

Mahasiswa bukan hanya kata ‘maha’ di depan kata ‘siswa’. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat biasa, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Karena kedudukannya, mahasiswa sendiri menjadi memiliki banyak peran dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terlepas dari bidang mereka masing-masing.

Times.

"Time is money" - entah siapa yang memulai menulis ini. Sebagaimana kita menghargai waktu, hanya sebanding dengan bagaimana kita menghargai hidup ketika kita sedang kere alias ngga punya duit sama sekali. Kutipan diatas tadi jelas kita hapal diluar kepala. Saking di luar kepalanya sampai hilang mengentah kemana perginya. Karena ada saja ditiap sepersekian detik suatu hari melaju sesuai iramanya, manusia-manusia di bumi ini mengeluh akan waktu yang kurang lantas memenjarakan prasangka baik akan rejeki yang dicukupkan.

Mas Bowo - Teman pesantren menulis yang keren bersama Perpusdes Merden

Namanya Arif Wibowo. Teman pesantren menulisku di merden kali ini lelaki jeblosan perangkat desa Merden. Lelaki yang biasa dipanggil Mas Bowo ini merupakan salah satu pengelola perpustakaan desa Merden. Perpustakaan ini tidak seperti perpustakaan desa, karena saking kerennya, seperti perpustakaan kampus kalau menurut saya.