Langsung ke konten utama

Generasi langgas dalam Wing Craft Expo

Menurut data BKKBN, kalangan usia produktif yang disini kita kerucutkan pada rentang usia 15-29 tahun jadi populasi terbesar di Indonesia abad ini. Yang kalau mau ditelaah, umur-umur segitu adalah mereka yang lahir di kisaran tahun 80-90an hingga 2000an awal. Generasi ini sering disebut sebagai generasi millenials, atau di lain sisi disebut juga sebagai generasi langgas. Mereka menjadi jajaran penting di lingkup demografi Indonesia. Kenapa?


Inilah yang disebut bounus demografi. Dimana memberikan potensi besar bagi perekonomian Indonesia. Generasi ini selain memang sekarang lagi di masa-masa ke-produktif-an di atas rata-rata, mereka juga cenderung terkenal bebas dalam hal memilih pilihan yang tersedia di hidup mereka. Sekolah lah, pekerjaan lah, kegiatan di luar itu, sampai pasangan hidup. Ngerasa belum generasi millenials ini udah banyak banget menampakkan kebebasannya dalam menjalani hidup?

Yap. Pasti kalian sekarang ngerasa dong, banyak teman-teman kita yang tiba-tiba beralih profesi (atau double profesi!) sebagai wirausahawan. Atau sekarang juga lebih banyak para freelancer atau pekerja lepas di segala bidang, terutama jasa. Hampir sedikit sekali yang mulai tidak 'pegawai oriented' seperti dahulu kala. Belum lagi sekarang perusahaan start-up juga sudah merajai pasar di bidang apapun. Dan dari segala macam pilihan itu para generasi ini bisa ditarik satu kata untuk menggambarkannya. Kreatif.

Baru-baru ini ada event kreatif yang diadakan oleh komunitas Genmile Banjarnegara (Generasi Millenials Banjarnegara) yaitu Wing Craft Expo yang bertempat di Kuliner Banjarnegara. Meskipun hanya di lingkup Kabupaten Banjarnegara saja, namun acara ini benar-benar menggambarkan generasi millenials Indonesia. Bebas berekspresi, bebas berkreasi, dan berani mengeksekusi.

Stand-stand yang ada di expo ini variatif. Dari stand kuliner sampai stand ojek online, dari stand kerudung terupdate sampai pet shop. Di tengah venue juga terdapat panggung besar dimana berbagai penampilan hadir meramaikan suasana acara di bangunan yang nantinya ditujukan untuk relokasi para pedagang kaki lima itu. Band lokal sampai stand up comedy berhasil menambah energi baik untuk para pengunjung maupun millenials yang berkesempatan membuka stand di expo ini.

Generasi langgas ini sangat pragmatis, dimana kalau mereka mau beli handphone, bisa cek informasi kualitas berbagai jenis handphone di internet. Kalau mau beli online, bisa liat testimoni orang lain dulu. Namun bukan berarti mereka hanya ikut pilihan massal dan kepopuleran. Lewat acara ini, dapat menjadi ajang untuk membuka mata hati dan pikiran pengunjung yang berada dalam masa mencari jati diri. Seperti pikiran bahwa, "wah sebenarnya lewat membuka suatu peluang bermanfaat untuk orang lain tapi juga bisa kasih pundi-pundi rejeki ke kantong sendiri itu banyak caranya loh". 

Dengan mengembangkan minat kamu, menelaah masalah dan kebutuhan masyarakat, dan tentunya juga ide yang kreatif, kamu juga bisa kok jadi generasi millenials yang produktif!


Artikel ini diikutsertakan pada Blog Competition Wing Craft Expo yang diselenggarakan oleh Indagkop Banjarnegara bekerja sama dengan GenMile Banjarnegara

Komentar

  1. aku selalu suka gaya penulisanmu. 👍👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah sa ae ni karet rames 😂 wkwkw makasih sudah mampir~

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Mahasiswa Sehat dari Masyarakat

Mahasiswa bukan hanya kata ‘maha’ di depan kata ‘siswa’. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat biasa, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Karena kedudukannya, mahasiswa sendiri menjadi memiliki banyak peran dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terlepas dari bidang mereka masing-masing.

Navigasi

Senin yang ceritanya long weekend kemarin, aku dan bapake bertandang ke suatu tempat untuk tujuan tertentu. Ceritanya dapet kontak orang yang mau dituju di instagram nih. Yaudah aku hubungi lah dia. Setelah menceritakan maksud dan tujuan aku ingin berkunjung, si mbak yang menerima respon kontak memberikan infomasi arah ke alamat tujuan. Ceritanya di bio instagram dia udah ada info lokasi. Tapi cuma nama kecamatannya doang. Kutanya, sebelah mananya ya mba? Beliau bilang, "kalau dari arah kota perempatan pasar belok kiri, mba. nanti ketemu pertigaan, belok kiri lagi. Lurus aja terus nanti mentok nah itu rumahnya pas mentok jalan. Namanya mas ini" Oke, kita ikuti..

Ngeluh sama kerjaan?

Saat itu di suatu pagi dimana aku dapet panggilan wawancara di salah satu kantor cabang BUMN di kota perantauan waktu kuliah, banyak hal yang aku yakini itu skenario epic dari Allah terjadi. Jadwal wawancara jam 10 pagi. Karena waktu tempuh yang lumayan, aku berangkat dari rumah jam 7.30. Jelas sesampai di kota tujuan waktu untuk tiba di kantor masih longgar sekali. Setelah menyelesaikan urusan kekurangan pritilan berkas yang harus dibawa, aku mampir ke satu masjid favorit jaman kuliah. Masih jam 9 kurang sekian menit ketika setelah mengambil air wudhu aku masuk ke pintu jamaah putri. Ada sekitar 3 orang perempuan di dalam. Salah satunya ada di dekat tempatku sholat, sedang melantunkan ayat suci. Ketika selesai ritual dhuha, aku mundur menyenderkan bahu ke tembok belakang. Sambil membenarkan posisi kerudung, mbak-mbak yang baru saja selesai ngaji itu menyapaku, "Kerja dimana mba?".