Langsung ke konten utama

Project mangkir setahun

Suatu hari kulihat postingan pemain basket favorit yaitu @raisa_9 yang pakai kaos 'hooping with hijab'. Artinya kira-kira begini; HOOPS= bola memantul, bisa diartikan dengan bola basket. // HOOPING WITH HIJAB= bermain basket dengan tetap memakai hijab. Kaos ini jadi gerakan beliau untuk memasifkan bahwa bermain basket dengan tetap memakai hijab itu baik. Keren. Tidak membatasi ruang gerak dan tetap berprestasi.

Aku jelas tertarik dengan kaos tersebut. Singkat cerita belilah online ke orangnya langsung. Terus aku pakai di salah satu kesempatan waktu mendampingi tim putra FIKes Unsoed di suatu turnamen di kampus. Waktu foto pakai kaos ini aku post di lini masa, salah satu teman langsung dm (direct message) via instagram. Doi bilang, "Kenapa kita ngga bikin project olahraga tetap mengenakan jilbab itu keren!!!" (iya itu pakai tanda seru banyak emang bawaan orangnya begitu)


Wah, ada yang ngebaca remah-remah harapan terpendam eug, nih, pikir saat itu. Yaudahkan berlanjutlah pada obrolan mimpi-mimpi di siang bolong mengenai ide ini. Singkat cerita aku dan temanku ini sebut saja dia mawdy (baca: mawdytabok) a.k.a Fidi, mengajak teman kita masing-masing untuk yaaah yang kira-kira eh lu mau nggak ikut bantuin kita bikin partai eh bikin project begini begitu. Dan akhirnya bertemulah kita bersama David Hardians si yang melabeli dirinya sebagai satu-satunya pemain basket yang tidak digandrungi, dan Fiska Aprily si hijabers cantik pecinta bola futsal dari kampus depan.

Sekitar sebelum November 2016, kami udah pernah ketemuan nih. Dari yang nama 'cangkang' terbersit ketika lagi menyantap magelangan di burjo favoritnya anak fapet, sampai ketika ide-ide sudah terkumpul untuk melakukan eksekusi awal (dulu berniat mau buat video dan postingan-postingan testimoni dari orang-orang hits di sekitaran kampus) tapi tiba-tiba ada kasus yang menimpa salah satu (calon) sasaran kita. Untung belum jadi kerjasama, bisa berabe waktu itu. Hehehe

Dikarenakan itu adalah masa-masa dimana Fidi udah wisuda dan siap merantau, aku sama Fiska (next we called her Icak) juga menuju kelulusan di Desember, dan David sama... bergelut di semester akhirnya, jadi, tanpa ketegasan dari masing-masing kami, project ini dorman. Ya, sampai pada akhirnya aku dan Icak menyusul wisuda dan bekerja.

Merasa sibuk dengan dunianya masing-masing yang sekarang, kami merasa berdosa sendiri kenapa eh kenapa kok ide yang (menurut kami) briliant itu mandeg aja tanpa pergerakan yang pasti. Lalu di pertengahan 2017 kemarin, tiba-tiba ku mendapat ide lagi. Lebih ke sebenernya apasih yang mau dilakuin dari ide awal? Kampanye? Ngiklan? Ngajak? Dakwah? Jualan? Atau apa?
Terus dipikir-pikir... emang tujuan awal kita pengen istilahnya membuka mata nitizen sih kalau hey, olahraga pakai hijab itu keren tauk. Buat kamu yang merasa nggak oke kalau di lapangan serba tertutup, coba deh yuk share sama kita-kita. Naaahh. Rasa-rasanya kalau melirik start-up masa kini ini itu di dongkrak sama yang namanya sosial media. Tapi nggak cuma itu. Yang jadi sorotanku disini adalah induk dari suatu project yang mengandalkan lini masa yaitu bisa dari web. Kenapa nggak kita coba meluaskan hobi menulis dengan tujuan yang lebih mulia buat menggerakkan 'cangkang'?

Jadilah web www.cangkang.net di bulan Agustus 2017
dengan isi yang masih juga seadanya. Dengan final akhirnya berdomain .net juga dengan drama-drama kecil di sepanjang diskusi. Sudah? Lalu?

Belum!

Bahkan sampai domain dan web sudah kami pegang, belum ada nyali dan keberanian untuk mengumumkan kepada khalayak apa isi dari otak kami yang dituangkan disini. Bahkan sampai webnya jadi pun, masih ada masa-masa dimana kami 'mangkir' lagi. Sibuk dengan urusan masing-masing lagi. Sampai pelan-pelan coba kelola, awal tahun 2018 nyawa baru mulai tidak terlihat layu.

Sebenarnya sangaaaat banyak sekali isi otak kami masing-masing. Saking banyaknya sampai bingung menyampaikan, sampai bingung mau mana dulu yang dibahas. Mengingat itu lagi, kami punya kegiatan rutinitas masing-masing, dan terpisah jarak yang lumayan. Lumayan banget malah, ding. Aku di Banjarnegara, David di Purwokerto, hanya Fidi dan Icak yang sama-sama di Jabodetabek. Tapi ini nggak bisa jadi alasan semangat luntur. Jadi, kami coba saja lagi.

Sampai pada beberapa tulisan sudah terposting, desain grafis ada, nyali untuk mengumumkan kepada khalayak sudah di ubun-ubun, akhirnya pada tanggal 1 Februari 2018 kami melahirkan bayi ini.

@cangkang_id // www.cangkang.net // @cangkang_id

Alhamdulillah, akhirnya mules yang sejak lama ditahan keluar juga, batinku. Ternyata lagi, kami hampir tidak menyadari kalau tepat di tanggal 1 Februari itu jadi peringatan World Hijab Day. Masya Allah... kok bisa tepat gini, ya? Allah emang kalau kasih agenda suka rada-rada bikin nyess :)

Kami memang belum sempurna, tujuan utama masih ingin jadi influencer bagi para muslimah pecinta olahraga agar tetap istiqomah dengan hijabnya. Tentang cara dan tutur kata, kami senantiasa siap menerima kritik dan saran serta masukan dari teman-teman semua. Semoga tim Cangkang bisa istiqomah juga rajin nulis dan belajar bersama.

Tetep... jangan lupa rajin ke lapangan ya, biar sehat dan nggak kebanyakan baper karena waktunya habis buat tiduran sambil scroll sosmed :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Mahasiswa Sehat dari Masyarakat

Mahasiswa bukan hanya kata ‘maha’ di depan kata ‘siswa’. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat biasa, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Karena kedudukannya, mahasiswa sendiri menjadi memiliki banyak peran dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terlepas dari bidang mereka masing-masing.

Navigasi

Senin yang ceritanya long weekend kemarin, aku dan bapake bertandang ke suatu tempat untuk tujuan tertentu. Ceritanya dapet kontak orang yang mau dituju di instagram nih. Yaudah aku hubungi lah dia. Setelah menceritakan maksud dan tujuan aku ingin berkunjung, si mbak yang menerima respon kontak memberikan infomasi arah ke alamat tujuan. Ceritanya di bio instagram dia udah ada info lokasi. Tapi cuma nama kecamatannya doang. Kutanya, sebelah mananya ya mba? Beliau bilang, "kalau dari arah kota perempatan pasar belok kiri, mba. nanti ketemu pertigaan, belok kiri lagi. Lurus aja terus nanti mentok nah itu rumahnya pas mentok jalan. Namanya mas ini" Oke, kita ikuti..

Ngeluh sama kerjaan?

Saat itu di suatu pagi dimana aku dapet panggilan wawancara di salah satu kantor cabang BUMN di kota perantauan waktu kuliah, banyak hal yang aku yakini itu skenario epic dari Allah terjadi. Jadwal wawancara jam 10 pagi. Karena waktu tempuh yang lumayan, aku berangkat dari rumah jam 7.30. Jelas sesampai di kota tujuan waktu untuk tiba di kantor masih longgar sekali. Setelah menyelesaikan urusan kekurangan pritilan berkas yang harus dibawa, aku mampir ke satu masjid favorit jaman kuliah. Masih jam 9 kurang sekian menit ketika setelah mengambil air wudhu aku masuk ke pintu jamaah putri. Ada sekitar 3 orang perempuan di dalam. Salah satunya ada di dekat tempatku sholat, sedang melantunkan ayat suci. Ketika selesai ritual dhuha, aku mundur menyenderkan bahu ke tembok belakang. Sambil membenarkan posisi kerudung, mbak-mbak yang baru saja selesai ngaji itu menyapaku, "Kerja dimana mba?".