Seperti judul film ini, saya merasa dibuat bangga oleh mereka yang terlibat dalam serangkaian proses produksi film perdana ekstrakurikuler SPETER(Sperosel Cinema & Teater). Nyatanya mereka selalu antusias setiap saya berbicara, mengarahkan, bahkan diam, sejak awal berkenalan hingga selesai segala prosesnya.
SMPN 2 Selomerto adalah tempat dimana bapak saya, Agus Hidayat, mengabdi terakhir sebelum dipindah tugaskan ke Dinas Pendidikan Kab. Wonosobo sebagai pengawas sekolah. Kebetulan sperosel--begitu biasa sekolah ini disebut secara singkat--mempunyai ekstrakurikuler teater yang sekitar setahun terakhir ini minta belajar film. Katanya, bapak langsung ingat saya. Saya langsung diminta untuk membantu teman-teman sperosel ini untuk belajar film. Jujur awalnya saya ragu. Pengalaman tentang film memang pernah saya geluti semasa SMA. Namun apakah cukup untuk ditularkan ke mereka? Namun lagi-lagi si bapak ngendika,
"Mengajar sepemahaman kamu saja, toh pasti lebih dari mereka. Pun lebih dari bapak. Buat apa kamu pinter sendiri kalau nggak ditularin? Mumpung ada lahan lho,"At least, hampir setiap sabtu siang saya melaju ke kantor bapak untuk bertemu teman-teman kecil disana. Dasar saya yang suka ngoceh, alhamdulillah jadi gampang akrab dengan berbelas kepala yang merupakan kru dan pemain dari film di atas. Menjadi merasa muda dengan obrolan mereka yang masih lugu dan kadang ambigu, namun menjadi menyadari saya sudah menua dengan berada di depan mereka dan memberi contoh semua yang pernah saya pelajari saat di ekstrakurikuler Sinematografi dulu, saat SMA.
To be frank, saya bukan 'ibunya film' dan merasa tidak pantas untuk tersebutkan demikian. Hanya merasa terpanggil ketika ada yang seperti mereka--yang kemudian saya bangga menyebutnya murid--mau belajar soal ini. Alhamdulillah, meski dengan keterbatasan dan kelebihan yang ada, cerita sederhana, dan waktu yang seadanya, mereka berhasil menghasilkan satu karya perdana. In the fact selama produksi saya tidak mendampingi secara langsung dan penuh. Saya rasa meski mereka masih tergolong polos, namun jika belajar 'ditunggui' terus-terusan ya saya nggak akan bisa melihat hasil dari apa yang saya sampaikan. Suatu kepuasan tersendiri. :)
Semoga setelah ini bisa memproduksi karya lain lagi, dengan perubahan yang lebih baik. Sekali lagi, sebagai peneman mereka, saya berhasil dibuat bangga. Terimakasih genk, terima kasih bapak...
Komentar
Posting Komentar