Langsung ke konten utama

some friends some laugh

Kapan lagi aku punya yang seperti mereka? Teman selaksa tawa yang mengusir duka. Pembuat galau yang menghapuskan galau. Aneh kan? Aku rasa mereka bukan aneh lagi, tapi gila!


Malam ini mungkin jadi malam terakhir kami--sebelum masing-masing meninggalkan kota ini--untuk menggelak nostalgia kelas. Bagaimana mau menyadarkan diri tentang handphone yang entah sedari kapan diam seribu makna kalau waktu saja bisa kami telan sendiri tanpa disadari? That's what friend are for!

Karena dari kabar menggugah hati dari semua yang sudah fix mendapatkan kursi di jenjang perguruan tinggi itu saja sudah memulai perseteruan canda yang tak kalah girang. Tentang lini mimpi kedepan dan semacamnya pun terlontarkan begitu saja. Begitu hangat. That's what will be missed :')

Pada waktunya nanti, aku yakin kalian pasti akan menemukan pengganti teman lama. Begitupun aku. Semoga tawa kita tidak hanya ada sampai hari ini, ya! Semoga kalian tidak menyebalkan lagi untuk pengganti aku besok, menyebalkan yang mengesankan. Tetaplah jadi penunggu suksesku. Kalian penantang hebatku untuk menunjukkan kebisaan atas asa yang ada didepan.

Untuk para calon menteri pertanian, kepala rumah sakit, bidan, head of FOA, apoteker, guru, dosen, sampai polisi.. Have a wonderful dream yaa! -regards-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Mahasiswa Sehat dari Masyarakat

Mahasiswa bukan hanya kata ‘maha’ di depan kata ‘siswa’. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan rakyat biasa, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Karena kedudukannya, mahasiswa sendiri menjadi memiliki banyak peran dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terlepas dari bidang mereka masing-masing.

Navigasi

Senin yang ceritanya long weekend kemarin, aku dan bapake bertandang ke suatu tempat untuk tujuan tertentu. Ceritanya dapet kontak orang yang mau dituju di instagram nih. Yaudah aku hubungi lah dia. Setelah menceritakan maksud dan tujuan aku ingin berkunjung, si mbak yang menerima respon kontak memberikan infomasi arah ke alamat tujuan. Ceritanya di bio instagram dia udah ada info lokasi. Tapi cuma nama kecamatannya doang. Kutanya, sebelah mananya ya mba? Beliau bilang, "kalau dari arah kota perempatan pasar belok kiri, mba. nanti ketemu pertigaan, belok kiri lagi. Lurus aja terus nanti mentok nah itu rumahnya pas mentok jalan. Namanya mas ini" Oke, kita ikuti..

Ngeluh sama kerjaan?

Saat itu di suatu pagi dimana aku dapet panggilan wawancara di salah satu kantor cabang BUMN di kota perantauan waktu kuliah, banyak hal yang aku yakini itu skenario epic dari Allah terjadi. Jadwal wawancara jam 10 pagi. Karena waktu tempuh yang lumayan, aku berangkat dari rumah jam 7.30. Jelas sesampai di kota tujuan waktu untuk tiba di kantor masih longgar sekali. Setelah menyelesaikan urusan kekurangan pritilan berkas yang harus dibawa, aku mampir ke satu masjid favorit jaman kuliah. Masih jam 9 kurang sekian menit ketika setelah mengambil air wudhu aku masuk ke pintu jamaah putri. Ada sekitar 3 orang perempuan di dalam. Salah satunya ada di dekat tempatku sholat, sedang melantunkan ayat suci. Ketika selesai ritual dhuha, aku mundur menyenderkan bahu ke tembok belakang. Sambil membenarkan posisi kerudung, mbak-mbak yang baru saja selesai ngaji itu menyapaku, "Kerja dimana mba?".